Navigation : Home | Facebook | Twitter | Follow | Dashboard | Newer | Older

❝ Someone Like U ❞



Jumaat, Mac 12, 2010 | Mac 12, 2010 | 0 Lovers
Waktu engkau masih kanak-kanak.............
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu', Aku kau sentuh dalam keadaan suci, Aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap harI
Setelah selesai engkau menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa..............                                                             
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah...?

Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji.......Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali, sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pngisi setormu.Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan
Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian, kesepian.Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.


        Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman,Di waktupetang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....,
Sekarang...seawal pagi sambil minum kopi...engkau baca surat khabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla,
Engkau engkau abaikan dan engkau lupakan...
Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku(Bismillah).
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan,radiomu selalu tertuju ke stasyen radio kesukaanmu
Mengasyikkan.
Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerjaDi Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku.........
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku


Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV.Menonton siaran telivisyen,Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk,Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah






Waktupun cepat berlalu.........
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama
seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.,Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu,Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu
itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t










Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...
Dan akhirnya.....
kubur yang setia menunggu mu...........
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah "Al-Qur'an",kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.
Peganglah Aku kembali.. .. bacalah aku kembali aku setiap hari.Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azzawajalla
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu,Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu.......Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.






Sentuhilah Aku kembali...
Baca dan pelajari lagi Aku....
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat
Seperti dulu.... Waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
jangan aku engkau biarkan aku sendiri....Dalam bisu dan sepi....





| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
Waktu engkau masih kanak-kanak.............
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu', Aku kau sentuh dalam keadaan suci, Aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap harI
Setelah selesai engkau menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa..............                                                             
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah...?

Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji.......Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali, sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pngisi setormu.Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan
Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian, kesepian.Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.


        Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman,Di waktupetang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....,
Sekarang...seawal pagi sambil minum kopi...engkau baca surat khabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla,
Engkau engkau abaikan dan engkau lupakan...
Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku(Bismillah).
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan,radiomu selalu tertuju ke stasyen radio kesukaanmu
Mengasyikkan.
Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerjaDi Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku.........
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku


Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV.Menonton siaran telivisyen,Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk,Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah






Waktupun cepat berlalu.........
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama
seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.,Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu,Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu
itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t










Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...
Dan akhirnya.....
kubur yang setia menunggu mu...........
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah "Al-Qur'an",kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.
Peganglah Aku kembali.. .. bacalah aku kembali aku setiap hari.Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azzawajalla
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu,Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu.......Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.






Sentuhilah Aku kembali...
Baca dan pelajari lagi Aku....
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat
Seperti dulu.... Waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
jangan aku engkau biarkan aku sendiri....Dalam bisu dan sepi....





| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
Assalamualaikummm...






Dalam kekangan masa yang begitu mendesak untuk melakukan asingment yang bertimbun yang perlu dilakukan... ana terbaca dalam 1 laman yang membincangkan mengenai agama.... Selepas ana baca sajak ini ia memberikan peringatan kepada ana untuk lebih beringat dan mengingat...





Malam pasangannya siang,

Jaga pasangannya tidur,

Rajin pasangannya malas,

Dan lelaki pasangannya perempuan.



Kerana perempuan adalah

pasangan kepada lelaki,

maka Allah telah menciptakan bentuk badan wanita

itu dapat memikat hati lelaki.

Bila berkata tentang terpikat,

maka ia ada hubung kait dengan nafsu.

Jika ia ada hubungkait dengan nafsu,

ianya ada hubungan pula dengan bisikan syaitan.



Jadi untuk mengawal nafsu, mestilah dikawal

dengan iman.

Untuk mendapatkan iman mesti menurut perintah

Allah dan RasulNya dan menjauhi

laranganNya.



Pada mata lelaki, perempuan ini adalah simbol.

Simbol apa, semua orang tahu.

Orang lelaki mempunyai imaginasi yang nakal jika

tidak dikawal dengan iman.

Maka mata lelaki ini selalu menjalar

apabila terlihat seorang perempuan.



Setiap bentuk badan seorang

perempuan boleh dihayati oleh seorang lelaki

dengan berbagai-bagai tafsiran nakal nafsu.

Apabila seorang lelaki terlihat seorang

perempuan, maka perkara pertama yang akan

dilihatnya ialah

rambut wanita berkenaan.



Maka akan ditafsirlah berbagai2 cara oleh

seorang lelaki akan rambut wanita berkenaan.

Oleh kerana itulah wanita wajib menutup

rambutnya.







Apabila rambut wanita itu telah ditutup, maka

mata lelaki itu akan turun ke bawah melihat

bentuk lehernya,

maka wajiblah wanita itu menutup lehernya.

Maka mata lelaki itu akan turun lagi

melihat bentuk payu daranya,

maka wanita itu berkewajipanlah menutup bentuk

payu daranya dengan melabuhkan tudungnya.



Setelah itu mata lelaki akan

turun lagi melihat

bentuk ramping pinggangnya,

maka labuhkanlah pakaian supaya tidak ternampak

bentuk pinggangnya,

maka mata lelaki itu akan melihat pula akan

bentuk punggungnya,

maka wajiblah wanita itu membesarkan pakaiannya

agar bentuk punggung tidak kelihatan, dan

lelaki itu akan pula melihat

bentuk pehanya,

maka janganlah sesekali wanita itu memakai kain

yang agak ketat sehingga terlihat bentuk

pehanya walau sedikit,

maka akan dilihat lagi oleh lelaki itu akan

bentuk kakinya pula,

maka janganlah wanita itu berseluar, kerana

terus-terang pihak lelaki bercakap, walau

muslimah itu bertudung labuh, berbaju labuh,

jika beliau memakai seluar,walau nampak besar

sedikit, nafsu kami lelaki akan terusik secara

sepontan, entah tak tahu Kenapa?



Mata lelaki ini nakal, setelah tidak ternampak

akan bentuk kakinya,

maka akan dilihatlah pula akan mata lelaki itu

kepada

kakinya,

maka wajiblah wanita itu untuk menolong lelaki

itu tidak berdosa, menutup kakinya dengan

melabuhkan kain, atau memakai stokinyg warnanya

jangan sesekali berwarna kulit perempuan,

maka mata lelaki ini akan kembali ke atas,

akan melihat pula

bentuk tangan wanita itu,

maka tolonglah wahai muslimah, agar melabuhkan

tudung menutupi bentuk tangannya yang indah pada pandangan lelaki.



Maka wahai lelaki,

janganlah pula kamu melihat mukanya,

kerana ia akan menimbulkan fitnah, kecuali jika

kamu wahai lelaki, ingin meminangnya.

Jika wanita itu cukup soleh, takut mukanya yang

cantik akan menimbulkan fitnah,

maka berpurdahlah kamu,

jika itu lebih baik untuk kamu.



Tetapi mata lelaki ini ada satu lagi jenis

penyakit,iaitu mata

lelaki itu akan tertangkap dengan sepontan jika

ia terlihat

warna yang menyerlah atau terang

jika ianya berada pada perempuan.

Maka oleh itu wahai perempuan, tolonglah jangan

memakai pakaian yang warnanya terang-terangan

sangat.



Jika hendak pakai pun, pakailah untuk suami.

Itulah wahai muslimah, jika anda semua ingin tahu

apakah dia mata lelaki itu, dan perlu

diingatkan, jika semua aurat telah ditutup,

jangan anggap tugas kita telah selesai, perlulah

pula kita menjaga kehormatan diri masing2,

jangan keluar seorang2,keluarlah dengan

mahram, atau keluarlah sekurang2nya 3 wanita agar

tidak diganggu gangguan luar, mata lelaki pula

janganlah menjalar langsung kepada muslimah,

walau muslimah itu telah menutup aurat,

insyaAllah selamat dunia akhirat.



Seperti firman Allah,"Dan tundukkanlah pandanganmu

dan jagalah kemaluanmu".



Dunia sekarang telah banyak yang cacat celanya,

sehingga ketaraf seseorang yang memakai tudung

masih beliau tidak menutup aurat, dan pada kaum

lelaki, mata kamu itu wajib untuk tidak

mencuri2 melihat wanita muslimah, kerana ia

dilarangi oleh Allah SWT.

Ingat-ingatkanlah wahai muslimin muslimat.



Sekilau-kilau berlian paling menarik untuk dicuri..

Seindah-indah ciptaan adalah yang paling sukar untuk dijaga...

wasalam......................









Salam peringatan......






| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
JANJI TUHAN PASTI AKAN BERLAKU








PADA AKHIR ZAMAN, ALLAH MENGHILANGKAN ILMU BUKAN DENGAN MENGANGKAT ILMU ITU KELANGIT TETAPI DENGAN MENGAMBIL ULAMA'....









Syeikh Al-Azhar, Syeikh Mohamed Sayed Tantawi meninggal dunia semasa melakukan lawatan ke Arab Saudi hari ini.







Tantawi banyak memberi sumbangan kepada dunia intelektual Islam dengan menghasilkan buku-buku agama, termasuk 15 jilid kitab tafsir al-Quran.



Tantawi dilahirkan pada tahun 1928. Beliau dilantik menjadi Sheikh Al-Azhar sejak 1996 di Universiti Al-Azhar - pusat pengajian sunah yang tersohor di dunia Islam. Kematian ulama yang disegani itu sudah pasti meninggalkan kesan yang cukup mendalam kepada masyarakat Islam dan antarabangsa. Sementara itu, agensi berita AFP melaporkan, anaknya, Amr Tantawi, berkata kematian bapanya merupakan satu kejutan yang tidak dapat digambarkan.



"Ahli keluarga allahyarham sudah membuat keputusan, Allah sudah memilihnya meninggal dunia di tanah Saudi, maka beliau akan dikebumikan di tanah perkuburan Al-Baqie, di Madinah, tanah suci kedua umat Islam," katanya.



| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit. Beberapa hari mengalami naza’ tapi tak juga sembuh.


“Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah,” ratap perempuan itu.

Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa hiba. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu [...]



| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit. Beberapa hari mengalami naza’ tapi tak juga sembuh.


“Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah,” ratap perempuan itu.

Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa hiba. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu [...]



| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
bu Farisya Khumaera baru saja pulang dari hospital kerana doktor menelefonnya sebentar tadi agar bergegas ke hospital dengan segera. Farisya Khumaera yang baru pulang dari sekolahnya berasa sedih dan pilu apabila terlihat notis daripada doktor berada di tangan ibunya. “Sya, sini kejap dekat ibu. Ibu nak cakap sikit.” Farisya Khumaera lantas pergi ke arah ibu kesayangannya. “Ibu, Sya dah tahu. Sya akan cuba hadapi ujian ini Ibu. Sya masuk bilik dulu.” Farisya terus masuk ke dalam biliknya dengan wajah muram. Dia menutup mukanya dengan bantal lalu menangis sepuas-puasnya. Lantas, dia beristighfar. “Astaghfirullah..Ya ALLAH, aku redha dan pasrah dengan ketentuanMu. Berjayakanlah hidupku agar aku dapat membahagiakan ibuku di saat aku tiada lagi nanti.” Farisya Khumaera menangis dan terus menangis. Kakaknya, Kamilah Firzana, yang baru pulang dari tempat kerja berasa sedih apabila melihat adiknya itu menangis. Lantas, dia berkata, “Sya, akak tahu apa sebabnya. Sya kena tabah ye. Percayalah, ini semua ada hikmah. Cuma, akak nak Sya tahu, semua orang dalam rumah ni sayangkan Sya.” Farisya Khumaera makin terharu dan terus memeluk kakaknya itu.




****************



2 tahun sudah pun berlalu, SPM dan STAM telah pun Khairul Faris hadapi. Keputusannya cemerlang dan dia nekad hendak sambung belajar di negara anbiya’, Jordan. “Alhamdulillah, akhirnya berjaya juga aku menapakkan kaki di Jordan tercinta ni.” Ucap bibir Khairul Faris dengan penuh kesyukuran. Dia meneruskan pengajiannya dalam bidang Fiqh di Universiti Yarmouk, Jordan.



Sedang Khairul Faris khusyuk mencari buku rujukan di perpustakaan, matanya yang melilau seakan terpana melihat kelibat seorang gadis muslimah. Gadis itu seperti kenalannya. Dia tidak dapat melihat dengan jelas kerana kaca matanya tertinggal di atas meja belajarnya. Dia bergegas ambil kaca matanya lalu mengejar gadis tadi yang menuju ke arah pintu keluar. Sekilas pandang, wajah itu pernah menjadi kenalannya suatu ketika dulu. Wajah itulah yang sering bergaduh dengannya. “Isya!!” Tiba-tiba, bibir Khairul Faris memanggil empunya nama itu. Dengan muka yang sedikit terkejut, Farisya Khumaera berkata, “Eh!! Is!! Lama tak jumpa kau. Buat apa kat sini? Balqis sihat? Apa cerita kau sekarang? Hehe.” Khairul Faris ketawa lalu menjawab, “Aku dekat sini sebab apa lagi, sambung belajarlah. Kau dekat sini kenapa? Sibuk je! Haha. Qis sihat kot. Aku dah lama tak ‘contact’ dengan dia lah. Cerita aku? Tak ada apa-apa yang ‘best’ pun. Kau pula? Sejak bila ada kat Jordan ni? Dah banyak perubahan aku tengok. Pakai jubah dan tudung labuh lagi tu. Alhamdulillah. Tak sia-sia aku tegur kau dulu. Hehe.” Farisya Khumaera juga tergelak mendengar kata-kata Khairul Faris lantas dia menjawab, “Perasanlah kau. Aku berubah bukan sebab kau. Aku berubah kerana ALLAH dan sebab aku suka penampilan macam ni. Tutup aurat dan terjamin maruah diri. Aku dah dekat sini sejak sebulan lalu. Kau mesti baru sampai sini kan?” Khairul Faris mengangguk dan menjawab, “Pandai kau. Aku baru sampai semalam. Boleh tahan ye Jordan ni. Minggu depan musim salji kan? Tak sabar rasanya. Lagi-lagi kau, betul tak? Haha.” Farisya Khumaera pula mengangguk, “Haha. Pandai kau. Memang aku tak sabar! Kau belajar kat universiti mana? Ambil bidang apa? Aku belajar dekat Universiti Yarmouk, universiti idamanku. Hehe.” Dengan mimik muka yang agak terkejut, Khairul Faris berkata, “Ha? Kau pun sambung belajar dekat Universiti Yarmouk? Samalah. Sibuk je! Haha. Aku ambil bidang Fiqh. Kau?” “Bidang Fiqh juga? Sibuk je! Haha. Samalah. Kelas Ustaz al-Farisi. Garang tau orangnya. Jangan datang lambat. Ok, perut aku dah lapar ni. Nak pergi makan dulu. Assalamualaikum Is.” Farisya Khumaera berlalu dari situ berseorangan.



Tak sangka aku dapat jumpa kau, Isya. Memang dah lama tak dengar khabar daripada kau. Akhirnya, muncul pun. Kalau ikutkan hati, aku nak melamar kau sekarang, takut kau dirampas orang lain. Tapi, masih awal lagi. Sabar Is. Berdoalah agar dia jadi milik kau.



Khairul Faris berbicara dengan hati kecilnya. “Khai!” Firqan memanggil. “Ada apa?” Khairul Faris bertanya. Firqan menjawab, “Jom pergi makan. Aku laparlah.” Khairul Faris membalas, “Jom lah. Aku pun dah lapar ni.”



Setibanya di kedai makan, Firqan tiba-tiba memberhentikan langkahnya. Dia memandang seorang gadis yang sedang khusyuk makan sambil berborak dengan rakan sebelahnya. Farisya Khumaera dan Salina sedang duduk berdua di kedai itu. Khairul Faris hanya memerhati gerak dan tingkah laku Firqan. Hatinya sedikit panas! “Fir! Jomlah makan. Takkan kau nak berdiri dekat sini saja.” Khairul Faris cepat-cepat mengajak Firqan duduk. Mereka pun duduk dan memesan makanan masing-masing. “Khai, makin sejuk mata aku sejak datang sini. Kau tahu sebab apa?” Firqan bertanya pada Khairul Faris. “Mana tak sejuk? Dah dari tadi asyik pandang Isya saja. Ingat sikit, Fir! Tundukkan pandangan.” Jawab Khairul Faris dengan selamba. Dia cemburu kerana Firqan asyik memandang gadis idamannya itu. “Assalamualaikum.” Ariffin memberi salam kepada Firqan dan Khairul Faris. “Kau pandang apa tu Fir? Khusyuk semacam saja.” Tanya Ariffin. Firqan dengan selamba menjawab, “Aku tengah memerhati bunga dekat sana tu. Takkan kau tak kenal kot. Sya dengan Ina.” Ariffin mengerutkan dahinya lalu berkata, “Fir, berdosa kau pandang perempuan lama-lama. Kalau dah jatuh hati pun, agak-agaklah sikit. Tundukkan pandangan kau tu.” Firqan mengalihkan pandangannya ke atas air kopi yang baru sampai. Khairul Faris diam membisu. Hatinya panas! Ariffin sedar bahawa rakannya, Khairul Faris, kurang senang dengan sikap Firqan yang asyik memandang gadis idamannya itu. Hanya Ariffin yang mengetahui kerana Khairul Faris pernah bercerita tentang Farisya Khumaera kepadanya.



****************



Farisya Khumaera berjalan bersama buku notanya dan diiringi dengan teman rapatnya, Salina, ingin menuju ke bilik guru untuk bertemu dengan Ustaz al-Farisi. Sampai di sana, Khairul Faris dan Firqan sedang berbual rancak dengan Ustaz al-Farisi. Farisya Khumaera dan Salina tidak mahu menganggu. Mereka menunggu di luar pintu. Mata Khairul Faris terlihat gadis idamannya itu sedang berada di luar pintu. Lalu, dia memberitahu ustaz al-Farisi bahawa ada pelajar muslimah ingin bertemu dengan ustaznya itu. Ustaz al-Farisi pun keluar dari biliknya bersama Khairul Faris dan Firqan. “Anti berdua cari ana ke?” Tanya ustaz al-Farisi. Farisya Khumaera menjawab dan bertanya, “Ye ustaz. Kami berdua cari ustaz. Betul ke peperiksaan semester pertama minggu hadapan?” Ustaz al-Farisi tersenyum sambil menjawab, “Na’am Farisya Khumaera. Minggu depan. Limaza?” Salina pula menjawab, “Syukran ustaz. Tak ada apa-apa. Kami cuma nak tahu saja. Syukran.” Ustaz al-Farisi tersenyum lagi dan menjawab, “A’fwan. Buatlah yang terbaik ye. Ma’annajah.”



Farisya Khumaera berasa tidak selesa di situ kerana Firqan asyik memandangnya saja. Dia cepat-cepat mengajak Salina pergi dari situ. “Sya, kenapa kau tarik lengan aku ni? Koyak jubah ni nanti. Haha.” Farisya Khumaera menjawab, “Sorry. Aku tak sukalah lama-lama dekat situ. Fir tu asyik pandang aku saja! Tak sukalah! Tak selesa aku dibuatnya.” Salina berkata, “Aku pun perasan yang dia asyik pandang kau. Aku pun rasa rimas juga. Hehe. Entah-entah, dia minat kau. Bertambah ramailah peminat kau. Jangalah tamak, bagilah aku satu. Haha.” Farisya Khumaera mendengus, “Kau ni Ina, tak habis-habis. Aku tak sukalah! Kau nak ambil semua pun tak apa. Aku lagi suka. Hehe. Jomlah pergi perpustakaan.” Salina ketawa, “Haha. Jomlah. Sya, Balqis pun ada kat sini ye? Semalam aku ada terserempak dengan dia. Dia ada tanya aku fasal Khairul. Aku rasa dia suka Khairul lagi lah. Kau tak kesah ke bermadu? Haha.” Farisya Khumaera memukul bahu Salina, “Kau jangan nak merepek boleh tak? Aku tak suka lah! Aku tak kesah pun kalau Qis tu suka Is. Lagi satu, aku tak kesah kalau kau pun nak suka dekat Is. Ok? Haha.” Terlerai jua tawa mereka berdua.



****************



Alhamdulillah..semester dah nak habis. Tak sabar nak balik Malaysia. Rindunya dekat ibu. Rindu dekat semua. Umur aku dah 20 tahun ni. Tak ada siapa pun nak masuk meminang. Haha. Belajar pun tak habis lagi. Aku nak jumpa jodoh aku dekat Jordan ni. Tapi siapa ye? Tak ada siapa lah. Firqan? Jangan haraplah. Aku tak suka mata dia. Asyik melilau saja! Is? Boleh lah. Dia pun dah banyak berubah sekarang. Tapi, Qis suka dia. Mungkin, jodoh aku belum sampai. Haha. Ya ALLAH, semoga Kau dapat memberi pinjaman nafas kepadaku kerana aku ingin menikmati cinta halal bersama insan tercintaku. Sempatkah ya ALLAH??



Farisya Khumaera berdoa dan berharap dalam hatinya. Hanya ALLAH saja yang tahu isi hatinya.



****************



Ke hadapan Farisya Khumaera,





Maafkan Am andai surat ini mengganggu ketenteraman Sya. Am tulis surat ini sebab Am nak minta sesuatu. Am nak minta izin daripada Sya untuk jadikan Sya isteri Am. Am nak melamar Sya. Am sekarang berada di Malaysia. Am tak sambung belajar. Am sekarang bekerja sebagai pegawai eksekutif di Kuala Lumpur. Am nak melamar Sya untuk jadi isteri Am. Harap Sya sudi. Bulan depan Sya balik dari Jordan kan? Am akan jumpa Sya untuk mengetahui jawapan daripada mulut Sya. Am tak paksa Sya. Am masih sayangkan Sya. Am tunggu Sya sampai Am betul-betul dah ada duit dan sekarang, Am nak melamar Sya. Kita jumpa nanti ye.





Ikhlas dari,



Ammar



Farisya Khumaera membaca surat yang diberi oleh Salina dengan riak muka yang biasa saja. Dia sedikit terkejut dengan tindakan Ammar yang terburu-buru ingin berjumpa dan melamarnya.



Aku dah tak ada apa-apa perasaan pun dengan Ammar. Buat apa aku nak terima dia? Dah lama tak berhubung, tiba-tiba muncul, nak melamar aku. Ingat aku nak terima ke? No way! Aku tak suka lelaki macam tu. Tak suka!



Farisya Khumaera menunujukkan mimik muka yang sedih bercampur geram. “Apa keputusan kau Sya? ‘Ex-boyfriend’ dah melamar tu. Hehe.” Salina bertanya kepada Farisya Khumaera. Farisya Khumaera mengerutkan dahinya dengan muka yang merah dan marah tanda tak suka. “Aku tak suka lah Ina! Kau tahu kan aku dah tak ada apa-apa dengan Am. Aku tak suka! Kau sajalah kahwin dengan dia.” Salina menjawab, “Ish..aku pula! Dia nak dekat kau, bukan aku! Buatlah solat sunat istikharah dulu. Barulah buat keputusan. Itu yang sebaik-baiknya.”



Farisya Khumaera bangun malam kerana ingin menunaikan solat sunat istikharah seperti yang disarankan oleh Salina. Di dalam doanya, dia merintih,



Ya ALLAH, berikanlah aku petunjukMu. Datangkanlah padaku jodoh yang baik dan soleh. Ya ALLAH, Ammar telah melamarku. Tunjukkanlah aku jalan lurusMu. Andai benar dia pilihan terbaikMu, berilah hidayahMu dalam hidupku yang menunjukkan bahawa dia adalah yang terbaik untukku. Amin ya Rabbala’lamin..







mem0h0n petuNjuk Ilahi





Selesai solat, Farisya Khumaera kembali menidurkan dirinya kerana masih awal lagi untuk dia bersiap pergi ke universiti.



“Terimakah kau akan lamaranku ini wahai Isya?”



“Siapakah kau wahai suara?”



“Aku adalah pilihanNya yang kau pinta dalam doamu.”



“Siapa? Aku seperti kenal akan suaramu.”



“Memang kau amat mengenaliku. Begitu juga aku.”



“Siapa nama kau wahai suara?”



“Namaku adalah sebahagian dari namamu Isya.”



“Isya!! Bangun Isya!!” Salina segera mengejutkan Farisya Khumaera apabila jam menunjukkan pukul 6.30 pagi. “Ina? Kacaulah kau. Aku baru nak berjumpa dengan jodoh aku. Dah pukul berapa dah?” Salina yang sedang kelam-kabut menjawab soalan Farisya Khumaera, “6.30 pagi dahlah! Cepatlah bangun! Sempat lagi dia nak mimpi! Cepatlah!” Farisya Khumaera terus bangkit dari katilnya dan kelam-kabut hendak bersiap menunaikan solat fardhu Subuh. Selesai bersiap, mereka berdua bergegas ke universiti bersama-sama.



****************



“Assalamualaikum, ustaz.” Farisya Khumaera dan Salina memberi salam ketika masuk ke dalam kelas ustaz al-Farisi. Jam sudah menunjukkan pukul 7.50 pagi. Dengan nada yang tegas, ustaz al-Farisi menjawab salam mereka dan berkata, “Anti berdua lambat! Seperti semua orang sedia maklum, siapa yang lambat datang, takkan dapat masuk dan belajar. Anti berdua boleh pergi dari sini. Ingat! Esok jangan datang lambat lagi! Assalamualaikum.” Dengan muka yang malu, mereka berdua beredar dari situ menuju ke perpustakaan. Khairul Faris memandang wajah Farisya Khumaera dengan pandangan simpati. Dia tahu, Farisya Khumaera amat tidak suka bila ada orang memarahinya.



“Ina, aku minta maaf ye. Aku terbangun lambatlah hari ni. Tak dapat kita belajar.” Farisya Khumaera memohon maaf daripada Salina. Salina hanya tersenyum lalu menjawab, “Tak apa lah. Aku pun terbangun lambat juga. Kita sama saja. Hehe. Tak apa lah. Nanti boleh pinjam buku sesiapa untuk rujukan kita. Itulah kau! Mimpi lagi! Bertemu jodoh konon! Siapa? Aku nak tahu juga. Hehe. Ceritalah apa mimpi kau.” Farisya Khumaera tergelak mendengar kata-kata sahabatnya itu. “Aku mimpi yang jodoh aku nak melamar aku. Dia pilihan Ilahi tau. Hehe. Tapi, tak nampak muka lah. Aku dapat dengar suaranya saja. Macam kenal, tapi, entahlah.” Salina bertanya lagi, “Siapa? Takkan tak ada petunjuk kot. Dah dekat tu jodoh kau. Jangan lupa jemput aku dekat majlis walimah kau. Hehe.” Farisya Khumaera hanya tersenyum dan menjawab, “InsyaALLAH. Hehe. Suara tu kata, nama dia sebahagian daripada nama aku. Suara tu panggil aku Isya. Itu sajalah petunjuk yang ada dalam mimpi aku. Pendapat kau?” Salina pula tersenyum kali ini. “Aku rasa aku tahulah siapa. Takkan kau tak tahu. Setahu aku, cuma ada seorang saja yang panggil kau dengan panggilan Isya. Cuba kau ingat.” Farisya Khumaera mengerutkan dahinya, “Maksud kau Is? Khairul Faris? Ish..tak mungkinlah. Kau jangan nak mula merepek pagi-pagi ni.” Salina mengangguk dan berkata, “Aku rasa Khairul lah orang dalam mimpi kau tu. Nama dia pun sebahagian dari nama kau. Kau Isya, dia Is. Betul kan? Dah sah dia jodoh kau. Apa lagi? Pergilah buat persediaan! Haha.” Farisya Khumaera menggaru kepalanya yang tidak gatal. Dia menggelengkan kepalanya dan bangkit dari tempat duduknya untuk mencari buku di perpustakaan itu. Hati kecilnya mula bersuara,



Ya ALLAH, adakah suara dalam mimpiku itu Is orangnya? Patutlah aku seperti kenal suaranya. Seakan Is. Betul juga apa yang Ina cakapkan tadi. Nama Is sebahagian dari nama aku, Isya. Cuma Is seorang yang panggil aku Isya. Mungkinkah dia? Takkan jodoh aku dengan orang yang aku selalu gaduh dulu? Takkanlah Is? Ya ALLAH, aku serahkan urusan hidupku padaMu. Sempatkah ya ALLAH?



****************



“Isya!!” Khairul Faris memanggil. Farisya Khumaera menoleh ke belakang. Khairul Faris sedang menuju ke arahnya. “Isya, Ina cakap kau nak pinjam buku nota aku ni sebab tadi kau dengan dia terlambat datang. Ambillah. Esok pulangkan tau. Jangan lupa, datang awal! Hehe.” Berdebar hati Farisya Khumaera. Hati kecilnya bicara lagi,



Sejak bila pula aku nak pinjam buku Is ni? Ina ni, jahatlah! Pandai-pandai dia saja! Siaplah! Kenapa aku rasa berdebar? Dia kah jodohku? Suara dia memang sama macam suara dalam mimpiku. Mungkinkah dia?



“Syukran Is. InsyaALLAH esok aku pulangkan. Aku dengan Ina terbangun lambatlah hari ni. Tu yang terlepas kelas tu. Hehe.” Khairul Faris tersenyum dan bertanya, “Lagi 2 minggu semester nak habis. Kau balik Malaysia kan?” Farisya Khumaera menjawab, “Mestilah balik. Tak sabar rasanya. Kenapa? Kau tak balik ke? Eh, kau mana boleh balik. Balqis kan ada lagi dekat sini. Betul tak? Hehe.” Muka Khairul Faris berubah, “Aku mestilah balik juga. Aku dah tak ada apa-apalah dengan dia! Aku pergi dululah. Jangan lupa, esok pulangkan. Assalamualaikum.” Mereka berdua berlalu dari situ. Khairul Faris berkata di dalam hatinya,



Isya ni tak habis-habis nak kaitkan aku dengan Balqis. Aku dah tak simpan apa-apa perasaan dekat dia. Nak aku menjerit ke yang aku suka kau!! Isya, tunggulah kedatangan aku bila kau balik Malaysia nanti. Aku akan bertindak cepat sebelum ada yang potong ‘line’ aku. Aku suka cara kau tundukkan pandangan bila kau bercakap dengan aku tadi.



****************



Setibanya di Malaysia, Farisya Khumaera mencari kelibat ibu dan kakaknya. Salina sudah berlepas kelmarin. “Sya!!” Ammar melambai-lambai ke arah Farisya Khumaera. “Sya!! Ibu kau ada dekat sini.” Ammar menjerit. Farisya Khumaera menggaru-garu kepalanya yang tidak gatal. Dia terkejut! Hatinya bertanya,



Kenapa Am tiba-tiba ada dekat sini? Alamak! Habislah aku. Kenapa dia ada dengan ibu? Ish..aku tak suka betullah Am tu! Aku tak nak kahwin dengan dia! Tak nak! Puteraku, muncullah dan selamatkanlah diriku daripada Am! Aku tak nak Am!





Farisya Khumaera memeluk erat tubuh ibu dan kakaknya itu. Akhirnya, rindu yang terpendam selama 3 tahun terlerai jua hari ini. Farisya Khumaera dan ibunya serta kakaknya pulang ke rumah menaiki kereta kakaknya. Di dalam kereta, Farisya Khumaera termenung. Ibunya bertanya, “Sya, ibu tak paksa Sya. Ammar yang suruh ibu tanyakan. Kalau Sya tak nak, tak apa. Ibu tak bantah. Ibu cuma nak Sya gembira.” Farisya Khumaera memeluk ibunya dari belakang tempat duduk sambil berkata, “Sya dah solat istikharah. Sya tak jumpa pun petunjuk tentang Am. Jadi, Sya tak terimalah. Ibu tak marah kan?” Ibu Farisya Khumaera tersenyum lalu berkata, “Ibu tak marah Sayang. Yang penting, Sya bahagia. Dah ada calon ke?” Farisya Khumaera hanya tersenyum.



****************



Khairul Faris termenung dan berfikir sendiri. Hatinya bermain dengan persoalan.



Kenapa Ammar ada dekat KLIA tadi? Kenapa dia ada dengan ibu Isya? Apa dia nak? Dia nak melamar Isya ke? Melepaslah aku kalau macam ni. Apa yang patut aku buat? Ya ALLAH, peliharalah aku dan Isya.



Ayah Khairul Faris, Pak Rahim, perasan akan perubahan anaknya itu. Sejak balik dari Jordan, anaknya itu lebih suka mendiamkan diri dan termenung. Pak Rahim pun nekad untuk bertanyakan apa masalah anak lelaki tunggalnya itu. “Khai, ayah nak tanya ni. Boleh?” Khairul Faris mengangguk dan menjawab, “Mestilah boleh. Apa dia yang ayah nak tanya? Fasal kerja? InsyaALLAH minggu depan Khai pergi UIA. Ada temuduga jadi pensyarah dekat sana.” Pak Rahim hanya tersenyum, “Bukan tu. Kerja ayah tak risau sebab kamu ada ‘degree’. Banyak peluang pekerjaan untuk kamu. Yang ayah nak tanya, kenapa dengan kamu ni? Sejak balik Malaysia ni, tak nampak gembira pun. Ada masalah ke? Manalah tahu ayah boleh tolong. Takkan nak nikah dah? Hehe.” Khairul Faris ketawa dan menjawab, “Mestilah gembira. Dapat jumpa ayah. Tak ada masalah pun. Nikah? Haha. Tak tahulah nak cakap macam mana ayah.” Pak Rahim pun tergelak sama. Dia tahu, anak lelakinya itu sedang berniat hendak mendirikan rumah tangga. “Dengan siapa? Anak orang Arab dari Jordan ke? Ada-ada sajalah kamu ni.” Khairul Faris tersenyum dan menjawab dengan jujur pertanyaan ayahnya itu. “Bukan anak Arab, anak jati Malaysia macam anak ayah ni. Dia pun belajar dekat Jordan juga. Ayah restu ke?” Pak Rahim makin tersenyum lebar mendengar jawapan anaknya itu. Lantas, dia berkata, “Alhamdulillah..dah sampai seru agaknya anak ayah ni. Ayah restu. Bila kamu nak masuk meminang? Dia dah setuju ke?” Khairul Faris tersenyum lagi, “Betul ke ayah bagi ni? Alhamdulillah..harap-harap Isya setujulah. Dia tu ramai yang minatlah. Susah sikit.” Pak Rahim pula menjawab, “Di mana ada kemahuan, di situ ada jalan. Ayah doakan yang terbaik untuk anak ayah ni. Jom tolong ayah basuh kereta. Esok lusa kamu dah mula kerja nanti, barulah masuk meminang si Isya kamu tu.” Khairul Faris tersenyum lebar, “Terima kasih ayah! Jom!”



****************



TIT TIT!! Bunyi mesej di telefon bimbit Farisya Khumaera. Dia membaca mesej tersebut.





Salam wahai puteri kalbuku. Sudikah dikau menerimaku sebagai calon suamimu?



Ikhlas dari, Firqan =)



Terbeliak biji mata Farisya Khumaera membaca ayat-ayat manja dari Firqan itu. Dia tidak membalas. Hatinya berkata,



Lelaki macam ni nak jadi suami aku? Jangan haraplah! Ammar pun aku tolak! Inikan lagi Firqan! Menggatal! Aku tak nak! Tak nak!



Telefon bimbitnya berbunyi lagi. Mesej yang sama daripada Firqan. Untuk memberhentikan Firqan daripada terus menghantar mesej-mesej manja sebegitu, Farisya Khumaera mendapat satu idea. Dia terpaksa membalas mesej tersebut dengan berkata,



Maafkan Sya, Fir! Sya dah ada pilihan. Wassalam.



Sudah beberapa jam berlalu, tiada nada bunyi mesej lagi pada telefon bimbit Farisya Khumaera. “Alhamdulillah. Dia dah tak kacau aku.” Ucap bibir Farisya Khumaera. Dia berkata lagi di dalam hatinya,



Pilihan aku adalah aku tak nak pilih sesiapa dulu! Aku nak pilih jodoh aku. Tapi, siapa? Is? Mungkin dia masih sayangkan Balqis. Biarlah aku ‘single’ dulu. Aku tak nak siapa-siapa sekarang ni. Aku tak nak Am! Aku tak nak Fir! Aku nak kerja dulu. Minggu depan kena pergi temu duga dekat UIA. Minta-mintalah aku dapat kerja di sana. Amin.



****************



Farisya Khumaera terkejut. “Is? Kau buat apa dekat sini?” Khairul Faris menjawab, “Isya? Sibuk je! Haha. Aku ada temu duga. Kau?” Farisya Khumaera pula menjawab, “Aku pun. Inilah kali pertama aku jumpa kau lepas balik Jordan dua minggu lepas. Sombong nampak. Haha.” Khairul Faris tersenyum sambil berkata, “Kenapa? Takkan rindu kot. Haha. Aku nak tanya sikit boleh tak?” Farisya Khumaera hanya mengangguk. “Betul ke Firqan dan Ammar melamar kau?” Farisya Khumaera tidak terkejut kerana dia tahu, pasti Salina yang memberitahunya.. Dia menjawab, “Betul. Tapi aku tak terimalah. Aku dah solat sunat istikharah. Tak jumpa petunjuk pun yang mengatakan Fir atau Am adalah jodoh aku. Aku malaslah nak fikir. Kenapa?” Khairul Faris berkata dalam hati,



Alhamdulillah. Kau milik aku lah kalau macam tu. Aku akan datang melamar kau, Isya. Kau tunggu sajalah.



“Tak ada apa-apa. Aku nak minta alamat kau boleh?” Farisya Khumaera mengerutkan dahinya, “Alamat? Nak buat apa? Macam nak masuk meminang pula. Haha.” “Memang pun.” Farisya Khumaera terkejut dan bertanya, “Apa dia kau cakap tadi?” Khairul Faris tersenyum dan menjawab, “Tak ada apa-apa. Tulislah alamat kau. Aku nak. Cepat sikit.” Farisya Khumaera menggelengkan kepalanya dan menulis alamat rumahnya di atas helaian kertas dan beri pada Khairul Faris. “Terima kasih ustazah Isya. Hehe. Aku pergi dulu.” Farisya Khumaera menjawab, “Sama-sama ustaz Is. aku pun nak pergi dah ni. Kau naik apa?” Khairul Faris menjawab, “Aku naik tu.” Khairul Faris menunjukkan motor Superbike kesayangannya yang berwarna merah. “Wah!! ‘Smart’nya motor. Warna merah pula tu. Patutlah ramai ‘girlfriend’ dekat sana tu asyik pandang kau saja dari tadi. Aku pergi dulu lah. Aku naik motor Nouvo 5 warna merah tu. Assalamualaikum.” Khairul Faris tersenyum dan menjawab salam Farisya Khumaera. Dia berkata di dalam hatinya,



Aku tak pandanglah ‘girlfriend-girlfriend’ dekat sana tu. Aku pandang ustazah yang naik motor Nouvo 5 tu saja. Hehe. Minggu depan aku datang rumah kau. Nantikanlah kedatangan aku.



****************



“Sya!! Ada kawan datang tu.” Ibu Farisya Khumaera memanggil. “Sekejap! Nak pakai tudung ni.” Farisya Khumaera kelam-kabut. Hatinya berbicara,



Kawan aku datang? Siapa pula? Ina tak beritahu pun. Is ke? Takkan dia berani datang seorang diri? Takkanlah dia. Mati aku kalau dia datang.



Terkejut Farisya Khumaera melihat tetamu yang datang. Tiga buah kereta BMW berada di halaman rumahnya. Dia tidak mengenali kereta-kereta itu. Ramai tetamu yang hadir. Seperti rumahnya ada buat kenduri. Farisya Khumaera terkejut lagi sekali. Dia berkata di dalam hati,



Superbike? Tu bukan motornya Is ke? Gila ke budak ni datang rumah aku ramai-ramai? Mana ada kenduri dekat rumah aku ni. Mak ayah Is pun ada sekali? Nak buat apa semua ni? Segan aku nak keluar. Is!! Kau buat apa dekat sini? Ish..!!



“Sya! Bawakan air untuk tetamu kita ni.” Ibu Farisya Khumaera menyuruhnya menyediakan hidangan. Lima minit kemudian, Farisya Khumaera menuju ke ruang tamu bersama hidangannya. “Jemputlah minum dan makan.” Farisya Khumaera mempelawa tetamunya. Dia berasa amat segan.



“Sebenarnya, tujuan kami datang beramai-ramai ni nak memetik bunga yang bernama Isya. Khairul Faris ingin menyuntingnya. Sudikah?” Pak Rahim terus memberitahu tujuannya ke rumah Farisya Khumaera. Merah padam muka Farisya Khumaera. Dia hanya tunduk memandang lantai bumi. Dia bingkas bangun dan masuk ke biliknya. Ibu Farisya Khumaera pergi ke bilik untuk bertanyakan jawapan anaknya itu. “Apa keputusan Sya? Terima tak?” Farisya Khumaera menangis. Dia terharu. Dia mengangguk tanda setuju. Dia memberitahu ibunya, “Ibu, dialah lelaki yang suaranya muncul dalam mimpi Sya lepas Sya solat sunat istikharah di Jordan semasa Am melamar Sya. Sya terima dia. Ibu beritahulah ye. Sya tak nak keluar.” Ibu Farisya Khumaera mengangguk dan tersenyum. Ibunya keluar dan memberitahu jawapan Farisya Khumaera.



Ya ALLAH, semoga sempat aku menjadi isteri Is..



Farisya Khumaera berdoa dalam hatinya. Dia menangis sepuasnya. Tiba-tiba, setitis darah jatuh daripada hidungnya. Dia cepat-cepat makan pil yang doktor beri. Dia tahu, masa yang ada semakin suntuk.



****************



“Aku terima nikahnya Farisya Khumaera Binti Abd Rasyid dengan mas kahwin RM 300 tunai.” Akhirnya, lafaz keramat itu berjaya diucapkan dengan lancar oleh Khairul Faris. Lafaz ijab kabulnya sah. Farisya Khumaera dan Khairul Faris sudah sah menjadi pasangan suami isteri. “Alhamdulillah.” Ucap Farisya Khumaera. “Alhamdulillah.” Ucap Khairul Faris pula. Menitis air mata mereka saat Khairul Faris mencium dahi isteri tercintanya itu.





sElaMat peNgantiN baru



Usai majlis akad nikah, semua orang bergegas ke rumah pengantin perempuan. Dalam perjalanan, Farisya Khumaera menaiki kereta kakaknya dan dipandu oleh Khairul Faris. Farisya Khumaera menyandarkan kepalanya di atas bahu suami tercintanya sehingga terlena. Sampai di rumah, Khairul Faris mengejutkan isterinya daripada tidur. “Sayang, bangun. Kita dah sampai.” Berulang kali dia mengejutkan Farisya Khumaera tetapi tiada respon. Khairul Faris berasa tidak sedap hati. Dia ingin keluar dari kereta dan pergi ke tempat duduk isterinya. Baru sahaja dia bangun dari tempat duduknya, tubuh lemah Farisya Khumaera jatuh. “Ya ALLAH! Isya!! Bangun Isya!! Bangun!!” Khairul Faris menjerit. Semua yang ada di situ segera menuju ke arah Farisya Khumaera dan Khairul Faris. Keadaan jadi kelam-kabut. Farisya Khumaera segera dibawa ke hospital.



“Maafkan saya. Keadaan kritikalnya telah menyebabkan maut menjemputnya lebih awal.” Kata doktor yang merawat Farisya Khumaera kepada Khairul Faris. Lemah longlai tubuh Khairul Faris mendengar berita itu. Dia pengsan. Setelah sedar, dia memanggil ibu mertuanya. “Ibu, Isya sakit apa selama ni? Kenapa tak beritahu saya?” Ibu Farisya Khumaera menangis dan menjawab, “Maafkan ibu, Is. Ibu tak boleh nak buat apa. Ini semua kehendak Sya. Sejak tingkatan 4, dia menghidap penyakit ‘leukemia’. Masa tingkatan 5, doktor beritahu bahawa penyakitnya semakin kritikal kerana sudah mencapai tahap 3. Bila-bila masa saja dia akan melalui tahap kritikal yang terakhir, iaitu tahap 4. Doktor juga ada beritahu, tempoh untuk dia menikmati hidupnya tak lama. Lebih kurang 3 tahun lebih saja semasa dia berumur 17 tahun. Kini, dia telah pun pergi menghadap Ilahi. Usianya telah mencecah 20 tahun. Maafkan ibu. Inilah kata-kata terakhir dia untuk kamu. Dia bagi ibu surat ni sehari sebelum pernikahan kamu berdua.” Ibu Farisya Khumaera menghulurkan sampul surat yang berisi kata-kata terakhir Farisya Khumaera untuk suami tercintanya, Khairul Faris. Ibunya keluar daripada bilik untuk memberi ruang bersendiri buat menantunya itu.



Ke hadapan suami tercintaku, Abang Khairul Faris…





Assalamualaikum wahai Abangku. Isya tahu, Abang tengah sedih sekarang ni. Isya juga tahu, di saat Abang sedang baca surat ini, Isya dah tak ada di sisi Abang. Isya dah pergi dari dunia ni untuk selamanya. Maafkan Isya ye. Isya sayang Abang. Sayang sangat! Dulu, Isya tak suka Abang sebab kita asyik gaduh saja. Tapi sekarang, Isya cinta Abang!Betul kata orang, mula-mula benci, lama-lama sayang. Isya dah tak ada lagi. Isya izinkan Abang kahwin satu lagi. Satu saja tau. Tak boleh lebih-lebih. Abang janji ye Abang akan kahwin. Dengan siapa? Nak Isya calonkan? Abang boleh kahwin dengan Balqis. Balqis masih ada hati dengan Abang. Kenapa Isya cakap macam tu? Balqis ada jumpa Isya sehari sebelum kita nikah. Dia kata dengan Isya, “Qis redha kalau Sya nak kahwin dengan Khai. Qis tahu, salah kalau Qis menyimpan perasaan terhadap bakal suami orang, tapi, Qis tak boleh lupakan Khai. Maafkan Qis ye Sya. Semoga Sya bahagia dengan Khai.”





Boleh Abang kahwin dengan Balqis? Boleh tau. Ini amanat dari isteri tercinta Abang. Terima kasih sebab Abang datang rumah Isya dan melamar Isya. Isya terharu dan suka sangat waktu tu! Abang, maafkan Isya dan halalkan semua yang Abang beri pada Isya. Halalkan kasih sayang Abang. Doakan Isya bahagia di sisi kekasih sejati Isya ye. Abang jangan cemburu tau. Isya harap, kita dapat berjumpa dan bercinta lagi di syurga. Doa Abang, Isya harapkan. Selamat tinggal suami tercintaku. Simpan surat ini baik-baik tau. Ini sajalah kenangan Isya untuk Abang. Jangan lupakan Isya tau. I love you, Abang. Ana uhibbukum abadan abada..





Isteri tercintamu,



Farisya Khumaera…



Menitis air mata Khairul Faris membaca warkah terakhir daripada isteri tercintanya itu. Dia memejamkan matanya sambil menangis dan berkata di dalam hati,



Isya!! Abang cintakan Isya!! Abang sayangkan Isya!! Abadan abada!! Abang akan tunaikan permintaan Isya. Abang akan kahwin dengan calon pilihan Isya. Abang akan kahwin dengan Balqis untuk Isya. Abang redhakan pemergian Isya. Sayang, walaupun Sayang dah tak ada, Abang tetap simpan Sayang dalam hati Abang. Abang akan doakan kebahagiaan Sayang di sana. Walaupun Balqis cinta pertama Abang, tapi, Sayang adalah cinta terakhir Abang. Abang takkan lupakan Sayang. Isya, semoga berbahagia Sayangku. Aku mencintaimu kerana ILAHI. Ya ALLAH, peliharalah isteriku dalam jagaanMu. Semoga aku dapat bertemu lagi denganmu, Sayang, di syurga hakiki nanti, insyaALLAH. Amin..



| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
Farisya Khumaera Binti Abd Rashid, seorang gadis dan pelajar sekolah menengah agama yang bakal menduduki peperiksaan SPM pada tahun ini. “Alamak! Aku dah lambat ni nak pergi sekolah! Habislah aku!” Dia mengeluh sedari bangun daripada tidurnya. Farisya Khumaera sampai di sekolah pada pukul 7.35 pagi. “Ish..mesti budak pengawas berlagak tu ada! Asyik nak tulis nama aku saja!” Ngomelnya sendirian.




“Kau ni Isya asyik datang lambat saja! Kau buat apa kat rumah tu? Homework dah lah tak pernah siap. Datang lambat pula tu. Teruk betul!” Khairul Faris Bin Abd Rahim, seorang pengawas yang tegas dan sekelas dengan Farisya Khumaera memarahinya. “Sibuk je! Suka hati aku lah!” Mendengus Farisya Khumaera lalu pergi bergegas masuk ke kelasnya. “Assalamualaikum, cikgu” Dia memberi salam sebaik saja masuk ke dalam kelasnya dengan muka yang sedikit masam. “Awal kau datang Sya. Hehe. Pagi-pagi lagi dah muram ke??” Tanya Salina, teman rapat Farisya Khumaera yang duduk di sebelahnya. “Aku terbangun lambatlah. Lepas tu, dekat bawah tadi, si pengawas ‘over’ tu marah aku! Mana aku tak masam! Geram tau!” Jawab Farisya Khumaera dengan mimik muka tak puas hatinya. “Haha. Si Khairul tu ke yang buat kau marah ni?? Aku tak hairanlah. Kau dengan dia kan hari-hari gaduh. Lama-lama kahwin baru tau.” Salina memberi respon. Farisya Khumaera makin geram dengan kata-kata Salina. Dia memukul bahu kawannya itu. “Assalamualaikum, cikgu.” Khairul Faris pun masuk ke kelas dan duduk di tempatnya. Farisya Khumaera memandang ke sebelah kanannya kerana tidak mahu terpandang wajah si Khairul Faris yang duduk bersebelahan berdekatan dengan tempat duduknya. Pembelajaran pun bermula seperti biasa.



“Sila hantar kerja rumah yang cikgu bagi semalam sekarang pada ketua kelas kamu.” Cikgu Nirina memberi arahannya. Farisya Khumaera dan kawan-kawannya menghantar buku kerja mereka. “Siapa yang tak siap lagi, tolong berdiri!” Tegas cikgu Nirina. Beberapa orang pelajar termasuk Khairul Faris berdiri. Farisya Khumaera memandang Khairul Faris dengan pandangan yang amat sinis dan berkata, “Lain kali, cermin diri sendiri dulu ye Is. Baru boleh cakap fasal orang lain. Sekarang, siapa yang tak siapkan kerja sekolah? Kau kan? So, lain kali, jangan berlagak dah siap dan tuduh orang lain tak siap. Faham? Nama saja pengawas. Padan muka kena marah!” Khairul Faris membalas kata-kata pedas Farisya Khumaera, “Sibuk je! Suka hati aku lah!” Farisya Khumaera menjawab, “Suka tiru ayat aku! Ngada-ngada!” Dia terus memalingkan mukanya dari memandang Khairul Faris kerana malas hendak meneruskan pertengkaran. Sakit hati dibuatnya!



****************



“Is, aku nak pinjam buku tentang Kiamat Sudah Dekat tu boleh tak?” Farisya Khumaera bertanya pada Khairul Faris. “Bila kau nak? Esoklah ye aku bagi bukunya. Aku tak bawalah hari ni.” Jawab Khairul Faris. Farisya Khumaera hanya menganggukkan kepala saja tanda setuju.



“Dah tak bergaduh ke kak oi? Siap nak pinjam-pinjam buku lagi. Haha.” Usik Salina. “Amboi, suka kau ye mengusik aku. Tak ada apa-apa makna pun lah. Aku nak pinjam buku dia sebab nak bacalah. Tajuknya pun ‘best’. ‘Kiamat Sudah Dekat’. Boleh muhasabah dan mengingatkan diri kita. Betul tak?” Salina mengangguk tanda setuju. Salina bertanya lagi, “Kau kan hari-hari bergaduh dengan dia, takkan tak ada hati langsung? Hehe.” Farisya Khumaera mengerutkan kening lalu berkata, “Kau ni, tak habis-habislah. Tak kuasa aku nak layan. Aku tak suka dan takkan suka dia ok! Benci ada lah. Tapi, disebabkan dia kawan aku juga, aku buat-buatlah tak benci dia.” Salina ketawa sambil berkata, “Ha? Benci? Kau jangan..Mula-mula benci, lepas tu, pasti akan ada sayang. Haha.” Farisya Khumaera membantah! “Ish..Kau jangan nak merepek boleh tak? Jangan haraplah aku nak ada hati dekat dia. Dia kan setia lagi dengan ‘ex-girlfriend’ dia tu. Kalau kau nak, masuk meminanglah cepat-cepat ye. Haha.” Salina pula membantah! “Aku ‘offer’ dekat kau, bukan aku! Yelah, dia kan ada juga ciri-ciri lelaki idaman kau tu. Apa salahnya kan? Hehe. Tapi, betul juga cakap kau. Aku pun rasa dia masih setia lagi dengan si ‘ex-girlfriend’ dia tu. Balqis kan? Dulu ‘couple’, sekarang dah ‘clash’ kan? Apa cerita ye?” Farisya Khumaera menggaru kepalanya yang tidak gatal. “Kau ni Ina, banyak tanya betul lah. Mana aku tau. Kau tanyalah dia sendiri.” Salina mengusik lagi, “Janganlah marah ye kak. Marah tandanya sayang. Hehe.” Farisya Khumaera memukul bahu Salina lagi. “Dahlah, kau ni, tak habis-habis nak merepek!” KRIIIINGGGG!! Loceng sekolah berbunyi tanda rehat. Mereka berdua pun turun ke kantin untuk makan.



****************



“Kau ni tak baik tau. Asyik nak cari gaduh dengan perempuan saja. Kesian dia.” Ariffin memulakan percakapannya. Khairul Faris mengerutkan dahinya lalu berkata, “Apa maksud kau? Aku asyik nak cari gaduh dengan perempuan? Siapa? Isya?” Ariffin hanya mengangguk. Khairul Faris ketawa dan berkata, “Kau ni nak ‘back-up’ dia kenapa? Dah jatuh hati ke? Haha. Dia yang cari gaduh dulu. Bukan salah aku.” Ariffin membalas, “Dah kau tak nak mengalah. Kesian aku tengok Sya tu. Asyik kena marah dengan kau saja. Aku bukan nak ‘back-up’ atau dah jatuh hati, aku kesian. Kau asyik gaduh saja, kalau kahwin dah besar nanti, aku tak tau. Haha. Apa cerita Balqis kesayangan kau tu?” Khairul Faris menjawab pula, “Aku bukan marah, aku nak tegur. Dia kan baik orangnya. Balqis? Cerita apa? Mana ada apa-apa dah. Aku dengan dia kawan saja. Aku tak nak dahlah ‘couple-couple’ ni. Aku nak ‘halal way’. Dah tahu hukum agama, kita kena ikut kalau nak jadi muslim sejati macam aku ni. Hehe.” Ariffin ketawa, “Haha. Perasanlah pula. Bagus-bagus. Boleh jadi ustaz. Alhamdulillah. Sya ustazah, kau pula ustaz. Memang padanlah. Hehe.” Khairul Faris ketawa pula, “Haha. Kau jangan nak merepek lah. Aku tak ada apa-apa perasaan pun dekat dia. Hari-hari bergaduh, boleh retak rumah tangga. Haha.” Mereka berdua ketawa bersama.



****************



Selesai kelas, Farisya Khumaera bergegas untuk pulang ke rumah. Dia terlihat kelibat Khairul Faris sedang berbual berdua di sudut tangga bersama Balqis. Dia berkata dalam hatinya,



Is ada apa-apa lagi ke dengan Balqis tu? Ish..kenapa pula dengan aku ni? Takkan cemburu. Tak mungkin dan takkan! Ni semua Ina punya fasal. Selalu cakap fasal Is. Astaghfirullah. Hijabkanlah hatiku ya ALLAH!



“Sya! Kau tengok apa tu? Ooo..cemburu ke? Hehe.” Salina tiba-tiba datang dan mengejutkan Farisya Khumaera. “Kau ni, terkejut aku! Mana ada aku cemburulah. Tak ada maknanya! Aku nak tengok bas sekolah aku dah sampai ke belum. Jomlah kita turun.” Farisya Khumaera cepat-cepat mengajak Salina turun sebelum temannya itu bertanya lebih banyak lagi.



Sampai di rumah, Farisya Khumaera kepenatan. Penatnya akan bertambah lagi hari ini kerana dia ada kelas tuisyen sebentar lagi. Dia cepat-cepat menyiapkan dirinya untuk pergi ke tuisyen. Farisya Khumaera mengenakan pakaian t-shirt labuh muslimah dan tudung labuh 60 inci berwarna putih.



****************



Sampai di tempat tuisyen, mata Firqan memandang Farisya Khumaera yang terlewat sampai 10 minit. Pakaian yang dipakai olehnya amat menyejukkan mata Firqan. Firqan tahu, Farisya Khumaera amat menjaga adab dalam berpakaian kerana selama dia mengenali gadis yang mahal dengan senyuman itu dan sekelas tuisyen dengannya, cuma Farisya Khumaera seorang saja yang memakai tudung labuh. Pelajar perempuan lain kebanyakannya ‘free hair’ dan memakai tudung ala-ala kadar saja. Pakai tudung, tapi tak menutup dada dan menampakkan perhiasan di belakang. “Astaghfirullah…” Ucap bibir Firqan apabila terpandang aurat yang ditunjukkan oleh Elisya, rakan sekelas tuisyennya itu. Pakaiannya sendat dan menampakkan bentuk tubuhnya. Firqan cepat-cepat mengalihkan pandangannya pada buku di atas meja. Sekali-sekala, mata Firqan mencuri pandang ke arah Farisya Khumaera yang sedang khusyuk belajar. Firqan suka akan keperibadian yang ditunjukkan oleh Farisya Khumaera.



Alangkah indahnya jika mendapat isteri yang solehah dan menjaga auratnya daripada dipertontonkan ajnabi seperti Sya itu. Mesti ramai yang minat dia. Tak mengapa. Aku akan cuba. InsyaALLAH.



Firqan berkata-kata dalam hatinya. Firqan jarang berbicara dengan Farisya Khumaera kerana dia takkan berbicara dengan perempuan tanpa sebarang urusan penting yang berkaitan dengan pelajaran.



****************



Di sekolah, Farisya Khumaera mencari kelibat Firqan kerana hendak meminjam sesuatu. “Firqan!!” Panggil Farisya Khumaera. Firqan memandangnya kemudian bertanya, “Ada apa Sya?” Farisya Khumaera menjawab soalan Firqan, “Petang ni ada kelas tuisyen Math kan, aku tak dapat datanglah. So, esok dekat sekolah, kau bawa buku tuisyen Math boleh tak? Aku nak pinjam. Boleh kan?” Firqan senyum lalu berkata, “Boleh. Tak ada hal lah. Esok aku bagi kau.” “Ok thanks ye Fir.” Balas Farisya Khumaera dan berlalu dari situ.



Firqan dengan Isya ada apa-apa ke? Jumpa berdua. Firqan tak habis-habis senyum dekat Isya tu apa hal? Ish..aku ni pula apa halnya? Impossible aku cemburu! Never! Balqis adalah cinta pertama aku untuk selamanya. Takkan ada yang lain!



Khairul Faris bercakap sendirian dengan hatinya. Dia terlihat Farisya Khumaera berbual-bual dengan Firqan. Terasa hatinya sedikit terganggu. Khairul Faris cepat-cepat berlalu dari situ.



“Isya!!” Khairul Faris memanggil nama itu. Farisya Khumaera memandang ke belakangnya. Khairul Faris menghulurkan sebuah buku tebal lalu berkata, “Ni buku yang kau nak pinjam semalam. Ingat, jaga baik-baik. Jangan rosakkan.” Farisya Khumaera tersenyum gembira kerana dapat meminjam buku tersebut. Dia berkata, “Ok Is. Syukran ye. Minggu depan aku pulangkan. Boleh?” Khairul Faris menjawab, “Minggu depan? Lamanya. Kau nak buat apa dengan buku aku tu?” “Ala..aku nak bacalah. Buku ni ‘best’. Aku pinjam dan minggu depan aku pulangkanlah. Ok thanks again!” Farisya Khumaera menjawab lantas pergi dari situ sambil melambaikan tangannya. Khairul Faris berkata lagi di dalam hatinya,



Ish budak ni, aku tak habis cakap lagi. Selamba dia saja pergi! Erm..manis juga senyumannya. Jarang aku nampak dia senyum. Nampak comel pula. Tapi, Balqis lagi lawa dan comel. Aku tetap suka kau, Balqis!



****************



Ustazah Raihan mengajar Pendidikan Syariah Islamiah. Tajuk yang beliau ajar hari ini memang digemari ramai murid, bab Perkahwinan. Farisya Khumaera juga berminat dengan tajuk ini. Dia memberi sepenuh perhatiannya pada pembelajaran hari itu. Ustazah Raihan mula mengajar.



“Kalau kita nakkan calon isteri atau suami kita soleh dan solehah, kita kena soleh dan solehahkan diri kita dulu. InsyaALLAH, akan datang jodoh yang baik dan kuat pegangan agamanya untuk kita. Seperti yang disarankan oleh Rasulullah s.a.w., dinikahi wanita itu kerana 4 perkara iaitu kerana hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, maka, pilihlah yang kuat pegangan agamanya agar kamu senang di kemudian hari. Rasulullah s.a.w. dah pun memberi tunjuk ajar pada kita untuk memilih jodoh, jadi, buatlah pilihan yang terbaik di antara yang terbaik. Agama adalah pilihan nombor satu kita sepatutnya. Tetapi, zaman sekarang ini, ramai orang terutamanya lelaki memilih calon isterinya berdasarkan pandangan mata, iaitu kecantikan dan harta. Sebab itulah semakin banyak kes-kes cerai yang berlaku sekarang ini. Jadi, ustazah nak nasihatkan agar kamu semua nak kahwin dah besar nanti, pilihlah jodoh kamu berdasarkan pandangan hati iaitu agama. InsyaALLAH, bahagia dan senang hidup bersama pasangan. Lagi satu, tak payahlah nak ber‘couple-couple’ pada usia yang masih mentah ini. Buat apa? Apa yang kita dapat? Hanya dosa saja yang kita dengan pasangan kita dapat. Bukan bagi kasih sayang, tapi, bagi dosa. Saya dulu masa sebelum kahwin, tak ada nak ‘couple’, nak ‘dating’ lah, keluar tengok wayang. Tak ada! Buat dosa saja semua tu. Jangan ikut budaya Barat ye. Saya dulu buktikan sayang saya dengan berdoa. Ye! Saya doa agar diri saya dan bakal suami saya itu sentiasa terpelihara daripada dosa dan maksiat. Kami jaga diri masing-masing. Saya dengan suami saya dulu tak ada mesej-mesej macam budak zaman sekarang ni. Ingat, doa itu senjata orang Islam. Jadikan doa itu kubu pertahanan buat kita.” Panjang betul ceramah ustazah Raihan. Farisya Khumaera berkata di dalam hatinya,



‘Best’ nya dapat kahwin macam ustazah. Perkahwinannya suci daripada dosa dan maksiat. Semoga aku pun kelak macam itu juga. Aku akan jaga diri aku baik-baik. Siapa agaknya calon suami aku ye? Is? Haha. Impossible! Aku tak nak lah dia. Ammar? Lagi aku tak nak. ‘Ex-boyfriend’ aku takkan jadi suami aku. Aku tak nak ‘couple’ dah! Aku dah bertaubat dan insaf. Aku akan kekalkan status aku ni sampai aku kahwin. Semoga aku bertemu dengan jodohku di Jordan. Haha.



Khairul Faris termenung sendirian dan berkata dalam hatinya,



Betul cakap ustazah. Habis tu, selama ni, aku suka Balqis sebab kecantikan dia? Memang pun. Aku putus sebab aku baca satu artikel yang ‘couple’ tu HARAM hukumnya. Aku putus dan aku nekad nak jadikan dia isteri aku bila dah besar nanti. Tapi, agama dia sederhana saja. Aku pernah suruh dia pakai tudung labuh, tapi dia tak nak. Macam mana nak dapat isteri solehah kalau macam ni? Susahlah. Isya memang ada ciri-ciri muslimah yang aku nak tapi, takkanlah dia. Ya ALLAH, adakah Isya pilihan terbaikMu? Jika ya, peliharalah diri kami daripada terjebak dalam perkara dosa dan maksiat. Astaghfirullah..



****************



“Sya!!” Firqan memanggil Farisya Khumaera sambil menghulurkan buku tulis matapelajaran Math. Senyumannya tak pernah lekang untuk Farisya Khumaera. Farisya Khumaera mengambil buku tersebut dan mengucapkan terima kasih lalu pergi dari situ. Firqan berkata-kata dengan hatinya,



Sama-sama Sya. Kau boleh pinjam apa pun daripada aku. Kau memang kawan aku yang baik. Sebab itulah aku suka kau.



Farisya Khumaera pula berkata dalam hatinya,



Kenapalah Firqan senyum dengan aku macam tu? Tau la dia tu murah dengan senyuman. Boleh cair aku! Muka dah lah ‘handsome’. Astaghfirullah..Jangan ikutkan hati, Isya! Tu semua panah syaitan. Ingat ALLAH Isya!! Astaghfirullah..



Di dalam kelas, Farisya Khumaera dan rakan-rakan rapatnya berbincang tentang pelajaran. Mereka bergelak ketawa. “Diamlah!! Bising saja!! Senyap sikit tak boleh?” Tegur Khairul Faris kepada Farisya Khumaera. Farisya Khumaera tak puas hati dengan teguran itu lalu berkata, “Nak marah pula? Kalau budak-budak perempuan dekat belakang sana bising, aku tak pernah dengar kau marah diorang! Asyik nak marah kat sini saja! Tak adil! Aku tak kesah kalau kau nak tegur. Tapi, tegurlah dengan cara yang betul dan berhikmah serta adil! Dahlah! Sakit hati cakap dengan kau! Benci!” Farisya Khumaera memalingkan wajahnya. Khairul Faris menjawab kata-kata Farisya Khumaera di dalam hatinya,



Aku bukan marah! Aku cuma tegur! Aku tak nak kau jadi macam perempuan-perempuan dekat belakang sana tu yang gelaknya macam pontianak! Aku nak kau jadi muslimah yang baik. Aku minta maaflah kalau kau marah dekat aku. Aku marah sebab sayang. Sayang? Hanya Tuhan yang tahu. Astaghfirullah..





****************



“Is!! Terima kasih sebab pinjamkan aku buku kau ni.” Kata Farisya Khumaera dengan mukanya yang sedikit muram. “Sama-sama. ‘Best’ tak buku aku ni?” Tanya Khairul Faris dengan nada ceria. Dia tahu, Farisya Khumaera masih terasa hati dengannya. Dia cuba ingin membuat Farisya Khumaera tersenyum. “Mestilah ‘best’. Fasal kiamat. Takut aku baca buku tu. Tapi memang insaflah. Aku baca buku tu sampai naik bulu roma aku ni. Takut akan kedahsyatan hari yang bakal tiba tu. Thanks tau.” Ucap Farisya Khumaera kepada Khairul Faris dengan sebuah senyuman manis. Mereka pun masuk ke kelas bersama.



Hubungan sebagai kawan antara Farisya Khumaera dan Khairul Faris semakin ok. Kadang-kadang memanglah ada pergaduhan, tapi, akan berbaik semula. Mereka takkan sewenang-wenangnya berbicara tanpa ada sebab tertentu.



****************



Hari ini di perhimpunan, Khairul Faris diberi tugas untuk memberikan tazkirah hari Jumaat. Dia banyak berbicara agar muslimah menutup aurat dan menjaga batas-batas pergaulan. Dia memberi tazkirah dengan menyelitkan ayat-ayat suci al-Quran. Banyak peringatan-peringatan berguna yang diberi oleh Khairul Faris. Dan itulah yang menyebabkan Farisya Khumaera terpana seketika. Dia berkata di dalam hatinya,



‘Best’nya dia bagi ceramah. Siap bagi ayat al-Quran lagi. Ada ciri-ciri ustaz. Ada juga ciri-ciri lelaki idamanku. Haha. Is? Kalau ada jodoh, insyaALLAH. Haha. Semalam dia jadi imam, sedap suara dia. Lancar bacaan doanya. Aku memang dari dulu suka keperibadian dia, cuma, aku benci dengan dia bila dia suka cari gaduh dengan aku. Ya ALLAH, takkanlah aku dah jatuh hati? Impossible! Aku tak boleh! Astaghfirullah..



Di saat seluruh isi rumahnya tidur pada waktu malam, Farisya Khumaera bangun dan berwudhuk untuk melakukan qiamulail. Betapa dia rindu untuk bertemu dengan Tuhannya. Di dalam sujud terakhirnya, Farisya Khumaera merintih dan merintih sehingga menitiskan air matanya. Farisya Khumaera adalah seorang gadis yang sukar menangis. Di saat itu, dia mengadu segalanya kepada Tuhannya.



| Mac 12, 2010 | 0 Lovers
Farisya Khumaera Binti Abd Rashid, seorang gadis dan pelajar sekolah menengah agama yang bakal menduduki peperiksaan SPM pada tahun ini. “Alamak! Aku dah lambat ni nak pergi sekolah! Habislah aku!” Dia mengeluh sedari bangun daripada tidurnya. Farisya Khumaera sampai di sekolah pada pukul 7.35 pagi. “Ish..mesti budak pengawas berlagak tu ada! Asyik nak tulis nama aku saja!” Ngomelnya sendirian.




“Kau ni Isya asyik datang lambat saja! Kau buat apa kat rumah tu? Homework dah lah tak pernah siap. Datang lambat pula tu. Teruk betul!” Khairul Faris Bin Abd Rahim, seorang pengawas yang tegas dan sekelas dengan Farisya Khumaera memarahinya. “Sibuk je! Suka hati aku lah!” Mendengus Farisya Khumaera lalu pergi bergegas masuk ke kelasnya. “Assalamualaikum, cikgu” Dia memberi salam sebaik saja masuk ke dalam kelasnya dengan muka yang sedikit masam. “Awal kau datang Sya. Hehe. Pagi-pagi lagi dah muram ke??” Tanya Salina, teman rapat Farisya Khumaera yang duduk di sebelahnya. “Aku terbangun lambatlah. Lepas tu, dekat bawah tadi, si pengawas ‘over’ tu marah aku! Mana aku tak masam! Geram tau!” Jawab Farisya Khumaera dengan mimik muka tak puas hatinya. “Haha. Si Khairul tu ke yang buat kau marah ni?? Aku tak hairanlah. Kau dengan dia kan hari-hari gaduh. Lama-lama kahwin baru tau.” Salina memberi respon. Farisya Khumaera makin geram dengan kata-kata Salina. Dia memukul bahu kawannya itu. “Assalamualaikum, cikgu.” Khairul Faris pun masuk ke kelas dan duduk di tempatnya. Farisya Khumaera memandang ke sebelah kanannya kerana tidak mahu terpandang wajah si Khairul Faris yang duduk bersebelahan berdekatan dengan tempat duduknya. Pembelajaran pun bermula seperti biasa.



“Sila hantar kerja rumah yang cikgu bagi semalam sekarang pada ketua kelas kamu.” Cikgu Nirina memberi arahannya. Farisya Khumaera dan kawan-kawannya menghantar buku kerja mereka. “Siapa yang tak siap lagi, tolong berdiri!” Tegas cikgu Nirina. Beberapa orang pelajar termasuk Khairul Faris berdiri. Farisya Khumaera memandang Khairul Faris dengan pandangan yang amat sinis dan berkata, “Lain kali, cermin diri sendiri dulu ye Is. Baru boleh cakap fasal orang lain. Sekarang, siapa yang tak siapkan kerja sekolah? Kau kan? So, lain kali, jangan berlagak dah siap dan tuduh orang lain tak siap. Faham? Nama saja pengawas. Padan muka kena marah!” Khairul Faris membalas kata-kata pedas Farisya Khumaera, “Sibuk je! Suka hati aku lah!” Farisya Khumaera menjawab, “Suka tiru ayat aku! Ngada-ngada!” Dia terus memalingkan mukanya dari memandang Khairul Faris kerana malas hendak meneruskan pertengkaran. Sakit hati dibuatnya!



****************



“Is, aku nak pinjam buku tentang Kiamat Sudah Dekat tu boleh tak?” Farisya Khumaera bertanya pada Khairul Faris. “Bila kau nak? Esoklah ye aku bagi bukunya. Aku tak bawalah hari ni.” Jawab Khairul Faris. Farisya Khumaera hanya menganggukkan kepala saja tanda setuju.



“Dah tak bergaduh ke kak oi? Siap nak pinjam-pinjam buku lagi. Haha.” Usik Salina. “Amboi, suka kau ye mengusik aku. Tak ada apa-apa makna pun lah. Aku nak pinjam buku dia sebab nak bacalah. Tajuknya pun ‘best’. ‘Kiamat Sudah Dekat’. Boleh muhasabah dan mengingatkan diri kita. Betul tak?” Salina mengangguk tanda setuju. Salina bertanya lagi, “Kau kan hari-hari bergaduh dengan dia, takkan tak ada hati langsung? Hehe.” Farisya Khumaera mengerutkan kening lalu berkata, “Kau ni, tak habis-habislah. Tak kuasa aku nak layan. Aku tak suka dan takkan suka dia ok! Benci ada lah. Tapi, disebabkan dia kawan aku juga, aku buat-buatlah tak benci dia.” Salina ketawa sambil berkata, “Ha? Benci? Kau jangan..Mula-mula benci, lepas tu, pasti akan ada sayang. Haha.” Farisya Khumaera membantah! “Ish..Kau jangan nak merepek boleh tak? Jangan haraplah aku nak ada hati dekat dia. Dia kan setia lagi dengan ‘ex-girlfriend’ dia tu. Kalau kau nak, masuk meminanglah cepat-cepat ye. Haha.” Salina pula membantah! “Aku ‘offer’ dekat kau, bukan aku! Yelah, dia kan ada juga ciri-ciri lelaki idaman kau tu. Apa salahnya kan? Hehe. Tapi, betul juga cakap kau. Aku pun rasa dia masih setia lagi dengan si ‘ex-girlfriend’ dia tu. Balqis kan? Dulu ‘couple’, sekarang dah ‘clash’ kan? Apa cerita ye?” Farisya Khumaera menggaru kepalanya yang tidak gatal. “Kau ni Ina, banyak tanya betul lah. Mana aku tau. Kau tanyalah dia sendiri.” Salina mengusik lagi, “Janganlah marah ye kak. Marah tandanya sayang. Hehe.” Farisya Khumaera memukul bahu Salina lagi. “Dahlah, kau ni, tak habis-habis nak merepek!” KRIIIINGGGG!! Loceng sekolah berbunyi tanda rehat. Mereka berdua pun turun ke kantin untuk makan.



****************



“Kau ni tak baik tau. Asyik nak cari gaduh dengan perempuan saja. Kesian dia.” Ariffin memulakan percakapannya. Khairul Faris mengerutkan dahinya lalu berkata, “Apa maksud kau? Aku asyik nak cari gaduh dengan perempuan? Siapa? Isya?” Ariffin hanya mengangguk. Khairul Faris ketawa dan berkata, “Kau ni nak ‘back-up’ dia kenapa? Dah jatuh hati ke? Haha. Dia yang cari gaduh dulu. Bukan salah aku.” Ariffin membalas, “Dah kau tak nak mengalah. Kesian aku tengok Sya tu. Asyik kena marah dengan kau saja. Aku bukan nak ‘back-up’ atau dah jatuh hati, aku kesian. Kau asyik gaduh saja, kalau kahwin dah besar nanti, aku tak tau. Haha. Apa cerita Balqis kesayangan kau tu?” Khairul Faris menjawab pula, “Aku bukan marah, aku nak tegur. Dia kan baik orangnya. Balqis? Cerita apa? Mana ada apa-apa dah. Aku dengan dia kawan saja. Aku tak nak dahlah ‘couple-couple’ ni. Aku nak ‘halal way’. Dah tahu hukum agama, kita kena ikut kalau nak jadi muslim sejati macam aku ni. Hehe.” Ariffin ketawa, “Haha. Perasanlah pula. Bagus-bagus. Boleh jadi ustaz. Alhamdulillah. Sya ustazah, kau pula ustaz. Memang padanlah. Hehe.” Khairul Faris ketawa pula, “Haha. Kau jangan nak merepek lah. Aku tak ada apa-apa perasaan pun dekat dia. Hari-hari bergaduh, boleh retak rumah tangga. Haha.” Mereka berdua ketawa bersama.



****************



Selesai kelas, Farisya Khumaera bergegas untuk pulang ke rumah. Dia terlihat kelibat Khairul Faris sedang berbual berdua di sudut tangga bersama Balqis. Dia berkata dalam hatinya,



Is ada apa-apa lagi ke dengan Balqis tu? Ish..kenapa pula dengan aku ni? Takkan cemburu. Tak mungkin dan takkan! Ni semua Ina punya fasal. Selalu cakap fasal Is. Astaghfirullah. Hijabkanlah hatiku ya ALLAH!



“Sya! Kau tengok apa tu? Ooo..cemburu ke? Hehe.” Salina tiba-tiba datang dan mengejutkan Farisya Khumaera. “Kau ni, terkejut aku! Mana ada aku cemburulah. Tak ada maknanya! Aku nak tengok bas sekolah aku dah sampai ke belum. Jomlah kita turun.” Farisya Khumaera cepat-cepat mengajak Salina turun sebelum temannya itu bertanya lebih banyak lagi.



Sampai di rumah, Farisya Khumaera kepenatan. Penatnya akan bertambah lagi hari ini kerana dia ada kelas tuisyen sebentar lagi. Dia cepat-cepat menyiapkan dirinya untuk pergi ke tuisyen. Farisya Khumaera mengenakan pakaian t-shirt labuh muslimah dan tudung labuh 60 inci berwarna putih.



****************



Sampai di tempat tuisyen, mata Firqan memandang Farisya Khumaera yang terlewat sampai 10 minit. Pakaian yang dipakai olehnya amat menyejukkan mata Firqan. Firqan tahu, Farisya Khumaera amat menjaga adab dalam berpakaian kerana selama dia mengenali gadis yang mahal dengan senyuman itu dan sekelas tuisyen dengannya, cuma Farisya Khumaera seorang saja yang memakai tudung labuh. Pelajar perempuan lain kebanyakannya ‘free hair’ dan memakai tudung ala-ala kadar saja. Pakai tudung, tapi tak menutup dada dan menampakkan perhiasan di belakang. “Astaghfirullah…” Ucap bibir Firqan apabila terpandang aurat yang ditunjukkan oleh Elisya, rakan sekelas tuisyennya itu. Pakaiannya sendat dan menampakkan bentuk tubuhnya. Firqan cepat-cepat mengalihkan pandangannya pada buku di atas meja. Sekali-sekala, mata Firqan mencuri pandang ke arah Farisya Khumaera yang sedang khusyuk belajar. Firqan suka akan keperibadian yang ditunjukkan oleh Farisya Khumaera.



Alangkah indahnya jika mendapat isteri yang solehah dan menjaga auratnya daripada dipertontonkan ajnabi seperti Sya itu. Mesti ramai yang minat dia. Tak mengapa. Aku akan cuba. InsyaALLAH.



Firqan berkata-kata dalam hatinya. Firqan jarang berbicara dengan Farisya Khumaera kerana dia takkan berbicara dengan perempuan tanpa sebarang urusan penting yang berkaitan dengan pelajaran.



****************



Di sekolah, Farisya Khumaera mencari kelibat Firqan kerana hendak meminjam sesuatu. “Firqan!!” Panggil Farisya Khumaera. Firqan memandangnya kemudian bertanya, “Ada apa Sya?” Farisya Khumaera menjawab soalan Firqan, “Petang ni ada kelas tuisyen Math kan, aku tak dapat datanglah. So, esok dekat sekolah, kau bawa buku tuisyen Math boleh tak? Aku nak pinjam. Boleh kan?” Firqan senyum lalu berkata, “Boleh. Tak ada hal lah. Esok aku bagi kau.” “Ok thanks ye Fir.” Balas Farisya Khumaera dan berlalu dari situ.



Firqan dengan Isya ada apa-apa ke? Jumpa berdua. Firqan tak habis-habis senyum dekat Isya tu apa hal? Ish..aku ni pula apa halnya? Impossible aku cemburu! Never! Balqis adalah cinta pertama aku untuk selamanya. Takkan ada yang lain!



Khairul Faris bercakap sendirian dengan hatinya. Dia terlihat Farisya Khumaera berbual-bual dengan Firqan. Terasa hatinya sedikit terganggu. Khairul Faris cepat-cepat berlalu dari situ.



“Isya!!” Khairul Faris memanggil nama itu. Farisya Khumaera memandang ke belakangnya. Khairul Faris menghulurkan sebuah buku tebal lalu berkata, “Ni buku yang kau nak pinjam semalam. Ingat, jaga baik-baik. Jangan rosakkan.” Farisya Khumaera tersenyum gembira kerana dapat meminjam buku tersebut. Dia berkata, “Ok Is. Syukran ye. Minggu depan aku pulangkan. Boleh?” Khairul Faris menjawab, “Minggu depan? Lamanya. Kau nak buat apa dengan buku aku tu?” “Ala..aku nak bacalah. Buku ni ‘best’. Aku pinjam dan minggu depan aku pulangkanlah. Ok thanks again!” Farisya Khumaera menjawab lantas pergi dari situ sambil melambaikan tangannya. Khairul Faris berkata lagi di dalam hatinya,



Ish budak ni, aku tak habis cakap lagi. Selamba dia saja pergi! Erm..manis juga senyumannya. Jarang aku nampak dia senyum. Nampak comel pula. Tapi, Balqis lagi lawa dan comel. Aku tetap suka kau, Balqis!



****************



Ustazah Raihan mengajar Pendidikan Syariah Islamiah. Tajuk yang beliau ajar hari ini memang digemari ramai murid, bab Perkahwinan. Farisya Khumaera juga berminat dengan tajuk ini. Dia memberi sepenuh perhatiannya pada pembelajaran hari itu. Ustazah Raihan mula mengajar.



“Kalau kita nakkan calon isteri atau suami kita soleh dan solehah, kita kena soleh dan solehahkan diri kita dulu. InsyaALLAH, akan datang jodoh yang baik dan kuat pegangan agamanya untuk kita. Seperti yang disarankan oleh Rasulullah s.a.w., dinikahi wanita itu kerana 4 perkara iaitu kerana hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, maka, pilihlah yang kuat pegangan agamanya agar kamu senang di kemudian hari. Rasulullah s.a.w. dah pun memberi tunjuk ajar pada kita untuk memilih jodoh, jadi, buatlah pilihan yang terbaik di antara yang terbaik. Agama adalah pilihan nombor satu kita sepatutnya. Tetapi, zaman sekarang ini, ramai orang terutamanya lelaki memilih calon isterinya berdasarkan pandangan mata, iaitu kecantikan dan harta. Sebab itulah semakin banyak kes-kes cerai yang berlaku sekarang ini. Jadi, ustazah nak nasihatkan agar kamu semua nak kahwin dah besar nanti, pilihlah jodoh kamu berdasarkan pandangan hati iaitu agama. InsyaALLAH, bahagia dan senang hidup bersama pasangan. Lagi satu, tak payahlah nak ber‘couple-couple’ pada usia yang masih mentah ini. Buat apa? Apa yang kita dapat? Hanya dosa saja yang kita dengan pasangan kita dapat. Bukan bagi kasih sayang, tapi, bagi dosa. Saya dulu masa sebelum kahwin, tak ada nak ‘couple’, nak ‘dating’ lah, keluar tengok wayang. Tak ada! Buat dosa saja semua tu. Jangan ikut budaya Barat ye. Saya dulu buktikan sayang saya dengan berdoa. Ye! Saya doa agar diri saya dan bakal suami saya itu sentiasa terpelihara daripada dosa dan maksiat. Kami jaga diri masing-masing. Saya dengan suami saya dulu tak ada mesej-mesej macam budak zaman sekarang ni. Ingat, doa itu senjata orang Islam. Jadikan doa itu kubu pertahanan buat kita.” Panjang betul ceramah ustazah Raihan. Farisya Khumaera berkata di dalam hatinya,



‘Best’ nya dapat kahwin macam ustazah. Perkahwinannya suci daripada dosa dan maksiat. Semoga aku pun kelak macam itu juga. Aku akan jaga diri aku baik-baik. Siapa agaknya calon suami aku ye? Is? Haha. Impossible! Aku tak nak lah dia. Ammar? Lagi aku tak nak. ‘Ex-boyfriend’ aku takkan jadi suami aku. Aku tak nak ‘couple’ dah! Aku dah bertaubat dan insaf. Aku akan kekalkan status aku ni sampai aku kahwin. Semoga aku bertemu dengan jodohku di Jordan. Haha.



Khairul Faris termenung sendirian dan berkata dalam hatinya,



Betul cakap ustazah. Habis tu, selama ni, aku suka Balqis sebab kecantikan dia? Memang pun. Aku putus sebab aku baca satu artikel yang ‘couple’ tu HARAM hukumnya. Aku putus dan aku nekad nak jadikan dia isteri aku bila dah besar nanti. Tapi, agama dia sederhana saja. Aku pernah suruh dia pakai tudung labuh, tapi dia tak nak. Macam mana nak dapat isteri solehah kalau macam ni? Susahlah. Isya memang ada ciri-ciri muslimah yang aku nak tapi, takkanlah dia. Ya ALLAH, adakah Isya pilihan terbaikMu? Jika ya, peliharalah diri kami daripada terjebak dalam perkara dosa dan maksiat. Astaghfirullah..



****************



“Sya!!” Firqan memanggil Farisya Khumaera sambil menghulurkan buku tulis matapelajaran Math. Senyumannya tak pernah lekang untuk Farisya Khumaera. Farisya Khumaera mengambil buku tersebut dan mengucapkan terima kasih lalu pergi dari situ. Firqan berkata-kata dengan hatinya,



Sama-sama Sya. Kau boleh pinjam apa pun daripada aku. Kau memang kawan aku yang baik. Sebab itulah aku suka kau.



Farisya Khumaera pula berkata dalam hatinya,



Kenapalah Firqan senyum dengan aku macam tu? Tau la dia tu murah dengan senyuman. Boleh cair aku! Muka dah lah ‘handsome’. Astaghfirullah..Jangan ikutkan hati, Isya! Tu semua panah syaitan. Ingat ALLAH Isya!! Astaghfirullah..



Di dalam kelas, Farisya Khumaera dan rakan-rakan rapatnya berbincang tentang pelajaran. Mereka bergelak ketawa. “Diamlah!! Bising saja!! Senyap sikit tak boleh?” Tegur Khairul Faris kepada Farisya Khumaera. Farisya Khumaera tak puas hati dengan teguran itu lalu berkata, “Nak marah pula? Kalau budak-budak perempuan dekat belakang sana bising, aku tak pernah dengar kau marah diorang! Asyik nak marah kat sini saja! Tak adil! Aku tak kesah kalau kau nak tegur. Tapi, tegurlah dengan cara yang betul dan berhikmah serta adil! Dahlah! Sakit hati cakap dengan kau! Benci!” Farisya Khumaera memalingkan wajahnya. Khairul Faris menjawab kata-kata Farisya Khumaera di dalam hatinya,



Aku bukan marah! Aku cuma tegur! Aku tak nak kau jadi macam perempuan-perempuan dekat belakang sana tu yang gelaknya macam pontianak! Aku nak kau jadi muslimah yang baik. Aku minta maaflah kalau kau marah dekat aku. Aku marah sebab sayang. Sayang? Hanya Tuhan yang tahu. Astaghfirullah..





****************



“Is!! Terima kasih sebab pinjamkan aku buku kau ni.” Kata Farisya Khumaera dengan mukanya yang sedikit muram. “Sama-sama. ‘Best’ tak buku aku ni?” Tanya Khairul Faris dengan nada ceria. Dia tahu, Farisya Khumaera masih terasa hati dengannya. Dia cuba ingin membuat Farisya Khumaera tersenyum. “Mestilah ‘best’. Fasal kiamat. Takut aku baca buku tu. Tapi memang insaflah. Aku baca buku tu sampai naik bulu roma aku ni. Takut akan kedahsyatan hari yang bakal tiba tu. Thanks tau.” Ucap Farisya Khumaera kepada Khairul Faris dengan sebuah senyuman manis. Mereka pun masuk ke kelas bersama.



Hubungan sebagai kawan antara Farisya Khumaera dan Khairul Faris semakin ok. Kadang-kadang memanglah ada pergaduhan, tapi, akan berbaik semula. Mereka takkan sewenang-wenangnya berbicara tanpa ada sebab tertentu.



****************



Hari ini di perhimpunan, Khairul Faris diberi tugas untuk memberikan tazkirah hari Jumaat. Dia banyak berbicara agar muslimah menutup aurat dan menjaga batas-batas pergaulan. Dia memberi tazkirah dengan menyelitkan ayat-ayat suci al-Quran. Banyak peringatan-peringatan berguna yang diberi oleh Khairul Faris. Dan itulah yang menyebabkan Farisya Khumaera terpana seketika. Dia berkata di dalam hatinya,



‘Best’nya dia bagi ceramah. Siap bagi ayat al-Quran lagi. Ada ciri-ciri ustaz. Ada juga ciri-ciri lelaki idamanku. Haha. Is? Kalau ada jodoh, insyaALLAH. Haha. Semalam dia jadi imam, sedap suara dia. Lancar bacaan doanya. Aku memang dari dulu suka keperibadian dia, cuma, aku benci dengan dia bila dia suka cari gaduh dengan aku. Ya ALLAH, takkanlah aku dah jatuh hati? Impossible! Aku tak boleh! Astaghfirullah..



Di saat seluruh isi rumahnya tidur pada waktu malam, Farisya Khumaera bangun dan berwudhuk untuk melakukan qiamulail. Betapa dia rindu untuk bertemu dengan Tuhannya. Di dalam sujud terakhirnya, Farisya Khumaera merintih dan merintih sehingga menitiskan air matanya. Farisya Khumaera adalah seorang gadis yang sukar menangis. Di saat itu, dia mengadu segalanya kepada Tuhannya.