Ahad, Mac 06, 2016 | Mac 06, 2016 | 0 Lovers
Bismillahirrahmanirrahim...
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani...
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah,
nescaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.”
Surah al-Nahl, ayat 18.
Nama aslinya adalah Ghaziyah bintu Jabir bin Hakim ad-Dausiyyah, atau
lebih dikenal dengan gelar Ummu Syuraik. Ia adalah salah seorang wanita Quraisy
yang berasal dari kabilah Ghathafan yang sangat disegani oleh bangsa arab kala
itu. Ia adalah istri Abul Akr ad-Dausi.
Ketika cahaya iman mulai menerangi Makkah, dan sudah mulai terdengar
pula kenabian baru oleh Ummu Syuraik, maka ia yang merasa tertarik dengan
dakwah Rasulullah tersebut segera mencari tau dan terus mengikuti perkembangan
yang ada. Tak lama, ia pun bergabung dalam bahtera iman bersama orang-orang
terdahulu yang masuk Islam. Ia ikrarkan keislamannya di hadapan Rasulullah
shallallaahu ‘alihi wasallam.
Tantangan Di Medan Perang
Wanita ini mempunyai andil besar dalam dakwah, terutama pada awal masa
kemunculannya. Kecintaan dan keimanan yang membaja membuat Ummu Syuraik
membaktikan hidupnya untuk mengibarkan panji-panji Islam. Keadaan dirinya yang
hanya seorang perempuan tidak membuatnya terkungkung dan terhalang dalam
dakwah, bahkan hal itu menjadi keuntungan baginya.
Dalam kesehariannya yang selalu bergaul, bertemu atau sengaja
mengunjungi teman-teman wanitanya ke rumah mereka, diam-diam ia menyelipkan
misi dakwahnya dengan halus. Ia mengajak wanita-wanita Quraisy untuk masuk
Islam.
Ummu Syuraik menjalankan dakwahnya penuh semangat tanpa mengenal lelah,
meski nanti akan mendapatkan resiko yang sangat besar, terutama dari
pemuka-pemuka Quraisy yang sangat anti terhadap dakwah Islam. Namun, apapun
yang dia hadapi, ia rela mempertaruhkan nyawa dan semua yang ia miliki demi
dakwah dan kebenaran. Ancaman siksaan dan intimiasi terhadap keselamatan jiwa
dan harta tak membuat Ummu Syuraik mundur dari medan dakwah. Baginya, iman
bukanlah sekadar kalimat yang diucapkan lisan, tetapi pada hakikatnya iman
memiliki konsekuensi, amanah yang mengandung kesabaran.
Demikianlah, hanya dalam beberapa bulan saja ia berdakwah, banyak sekali
wanita Quraisy yang masuk Islam, sehingga dakwahnya itu tidak menjadi rahasia
lagi di kalangan wanita. Ketika seorang laki-laki mendengar adik perempuannya
telah masuk Islam, iapun memarahinya, sang adik menjawab, “Kenapa engkau
memarahiku, tidakkah engkau tahu bahwa istimu juga telah masuk Islam?!”
Akhirnya gerakan Ummu Syuraik pun tercium oleh penduduk Makkah. Ia lalu
ditangkap oleh kafir Quraisy. Lalu mereka berkata, “Kalaulah bukan karena
kaummu, niscaya kami akan berbuat sesuka hati kepadamu atau langsung memenggal
kepalamu. Akan tetapi kami akan menyerahkanmu kepada mereka.”
Ketika Ummu Syuraik ditangkap, suaminya tidak ada bersamanya. Suaminya
yang bernama Abul Akr telah memeluk Islam sebelumnya dan ikut hijrah bersama
Abu Hurairah dan beberapa orang dari suku Daus. Ia mengisahkan penangkapan yang
dilakukan penduduk Makkah atas dirinya, “Maka datanglah keluarga Abu al-Akr,
yakni keluarga suamiku, kepadaku. Kemudinn berkata, ‘Jangan-jangan engkau telah
masuk ke dalam agama (Muhammad)?’ Aku menjawab, ‘Demi Allah, aku telah masuk
agama Muhammad.’ Mereka berkata, ‘Demi Allah, kami akan menyiksamu dengan
siksaan yang berat!’ Mereka pun membawaku pergi dari tempat tinggalku. Waktu
itu kami berada di Dzil Khalashah -suatu tempat di Shan’a (ibukota Yaman). Mera
membawaku menuju suatu tempat.”
P/S esok nak siapkan borang yang tertunggak,doakan semua nya berjalan lancar.
for day 18/3 macam takpercaya dah jadi bakal pada lelaki lain.
dan kisah hari ini sangat berduka untuk aku dengan keluarga ku.
Label: wanita cth tauladan
0 Ulasan posted :